Tahukah Anda siapa pembocor pertama foto produk terbaru Apple itu? Dia adalah Sonny Dickson, seorang remaja asal Melbourne, Australia. Dickson adalah seorang blogger yang selama ini menjadi sumber bocoran dari empat produk Apple yang belum diluncurkan, seperti: iPhone 5C, iPhone S, iPad mini 2 dan iPad 5.
Anak muda ini menghabiskan banyak waktu luangnya untuk memposting bocoran foto-foto komponen produk terbaru Apple pada blognya. Kepada Fortune Magazine ia mengaku mendapatkan informasi itu dari sumber orang dalam yang bekerja untuk Apple di China.
Mendadak 'Kaya'
Begitu ia mendapat bocoran produk tersebut, Dickson lalu menjualnya seharga ratusan dolar. Dickson mengklaim bisa menjual bagian belakang casing plastik iPhone 5C seharga $ 250 per casingnya (sekitar Rp 2,7 jutaan, kurs $1 = Rp 11.000). Berapa uang yang berhasil ia kantongi dari hasil penjualan itu? Sayangnya ia tidak mau mengungkap.
"Aku bisa pergi ke Louis Vuitton dan membeli salah satu tasnya dengan uang yang saya dapat bulan ini," katanya kepada Fortune yang dikutip Jumat (6/9/2013).
Menurut pemilik sebuah situs yang berbasis di AS yang telah memposting video iPhone 5C, komponen iPhone di Amerika Serikat biasanya dijual antara $ 300 sampai $ 500 per casing.
Dickson mengaku mendapatkan penghasilan dari tiga sumber :
1. Mem-posting video YouTube yang bermuatan iklan melalui channel sonnydickson, beberapa di antaranya populer.
2. Menjual iklan melalui blog sonnydickson.com. Bulan lalu pageview blognya kabarnya sudah mencapai angka 1.364.675.
3. Memperbaiki iPhone dan iPod, bisnis perbaikan yang menghasilkan sekitar setengah dari penghasilannya.
Beberapa hari lalu Dickson juga memposting foto iPhone berwarna emas di blognya. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa iPhone terbaru nantinya akan tersedia dalam varian warna yang lebih banyak daripada pendahulunya.
Dickson mengaku blognya telah dikunjungi oleh server-server yang berbasis di Cupertino lebih dari 900 kali bulan lalu hanya gara-gara menjadi pembocor iPhone terbaru. Sekedar informasi, kantor pusat perusahaan Apple sendiri berada di Cupertino. Situs Dickson juga dikunjungi oleh Homeland Security Amerika Serikat sebanyak 67 kali.
"Beberapa orang berpikir aku mungkin melanggar hukum, tetapi mereka tidak tahu apa yang aku lakukan. Aku tidak melanggar hukum," tegas Dickson. (dew)
Anak muda ini menghabiskan banyak waktu luangnya untuk memposting bocoran foto-foto komponen produk terbaru Apple pada blognya. Kepada Fortune Magazine ia mengaku mendapatkan informasi itu dari sumber orang dalam yang bekerja untuk Apple di China.
Mendadak 'Kaya'
Begitu ia mendapat bocoran produk tersebut, Dickson lalu menjualnya seharga ratusan dolar. Dickson mengklaim bisa menjual bagian belakang casing plastik iPhone 5C seharga $ 250 per casingnya (sekitar Rp 2,7 jutaan, kurs $1 = Rp 11.000). Berapa uang yang berhasil ia kantongi dari hasil penjualan itu? Sayangnya ia tidak mau mengungkap.
"Aku bisa pergi ke Louis Vuitton dan membeli salah satu tasnya dengan uang yang saya dapat bulan ini," katanya kepada Fortune yang dikutip Jumat (6/9/2013).
Menurut pemilik sebuah situs yang berbasis di AS yang telah memposting video iPhone 5C, komponen iPhone di Amerika Serikat biasanya dijual antara $ 300 sampai $ 500 per casing.
Dickson mengaku mendapatkan penghasilan dari tiga sumber :
1. Mem-posting video YouTube yang bermuatan iklan melalui channel sonnydickson, beberapa di antaranya populer.
2. Menjual iklan melalui blog sonnydickson.com. Bulan lalu pageview blognya kabarnya sudah mencapai angka 1.364.675.
3. Memperbaiki iPhone dan iPod, bisnis perbaikan yang menghasilkan sekitar setengah dari penghasilannya.
Beberapa hari lalu Dickson juga memposting foto iPhone berwarna emas di blognya. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa iPhone terbaru nantinya akan tersedia dalam varian warna yang lebih banyak daripada pendahulunya.
Dickson mengaku blognya telah dikunjungi oleh server-server yang berbasis di Cupertino lebih dari 900 kali bulan lalu hanya gara-gara menjadi pembocor iPhone terbaru. Sekedar informasi, kantor pusat perusahaan Apple sendiri berada di Cupertino. Situs Dickson juga dikunjungi oleh Homeland Security Amerika Serikat sebanyak 67 kali.
"Beberapa orang berpikir aku mungkin melanggar hukum, tetapi mereka tidak tahu apa yang aku lakukan. Aku tidak melanggar hukum," tegas Dickson. (dew)